Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Penggunaan Oli Mobil (PCMO/HDEO) untuk Motor

Go down

Penggunaan Oli Mobil (PCMO/HDEO) untuk Motor Empty Penggunaan Oli Mobil (PCMO/HDEO) untuk Motor

Post by mbahmansejati 7th October 2014, 5:33 pm

Penggunaan Oli Mobil (PCMO/HDEO) untuk Motor



Pada kesempatan kali ini, mari kita diskusi salah satu topik yang paling sering kita pertanyakan selama ini, yaitu, bisakah menggunakan pelumas mobil untuk mesin motor kita?

Sebelum ada jawaban ya atau tidak, mari kita definisikan arti pelumas terlebih dahulu. Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya adalah cairan, yang diberikan diantara dua benda bergerak untuk mengurangi gaya gesek. Pelumas pada umumnya dibagi ke dalam dua jenis, yaitu mineral dan sintetis. Pelumas mineral berasal dari hasil distilasi minyak bumi, sementara pelumas sintetis berasal dari proses Fischer-Tropsch Process yang menggabungkan Hydrogen dan Carbon. Pelumas Mineral dan Sintetis menurut API atau American Petroleum Institute dibagi ke dalam lima kelompok, diantaranya adalah:

API Group I, Base Stock Mineral dengan teknologi proses distilasi fraksi mineral parafin, dengan teknologi tersebut, akan menambah ketahanan oksidasi dan juga menyingkirkan zat-zat yang merusak Base Stock tersebut. Proses distilasi dan solvent refined tersebut akan meningkatkan VI atau Viscosity Index menjadi 80 – 119.

API Group II, Base Stock Mineral dengan teknologi proses sama seperti Group I tetapi ditambahkan dengan Hydrokracked Technology. Dalam hal ini, Base Stock menjadi lebih murni dan lebih mudah untuk ditambahkan additives. Salah satu merek pelumas yang menggunakan Group II Base Stock adalah Shell™ Rotella® dan Pennzoil® PureBase®. Dengan teknologi distilasi, solvent refined, dan Hydrokracked, maka nilai VI atau Viscosity Index menjadi 80 – 119.

API Group III, Base Stock ini digadang-gadangkan menjadi salah satu pelopor pelumas dengan Synthetic Technology yang berasal dari Mineral Oil. Teknologi ini dipakai luas oleh banyak Pabrikan pelumas SuperMajor, dan yang paling terkenal adalah dari Suncor PetroCanada yang selalu menyatakan bahwa pelumas mereka memiliki Base Stock yang murni. Group III sendiri sudah digantikan dengan Group III+ atau VHVI yang merupakan singkatan Very High Enhanced Viscosity Index. Teknologi proses yang digunakan adalah sama dengan Group II tetapi ditambahkan teknologi Hydroisomer, sehingga menjadikan Base Stock dengan 99% Saturasi dan 1% Aromatik. Dengan teknologi distilasi, solvent refined, hydrokracked, dan Hydroisomer, maka nilai VI atau Viscosity Index menjadi ≥140. Di pasaran dunia, Group III+ dipasarkan dengan nama Fully-Synthetic Lubricant, dan common usernya adalah British Petroleum, ConocoPhillips, Chevron, ExxonMobil, Royal Dutch Shell, dan Total, mereka adalah SuperMajor. Tetapi di Eropa, pelumas Group III+ tidak boleh dinamakan Fully Synthetic Technology, tetapi menjadi Synthetic Technology.

API Group IV, Base Stock ini adalah hasil katalisasi antara Hydrogen dan juga Carbon dengan Fischer-Tropsch Process. Base Stock ini dinamakan PAO atau PolyAlphaOlefin, disebut PAO karena bahan dasarnya adalah Olefin. Pengguna Base Stock ini sangatlah jarang, mereka yang menggunakan Base Stock ini biasanya adalah pelumas dengan kategori Top Tier atau Premium. Salah satu pengguna PAO adalah Amsoil™ dan Mobil 1™ dengan jajaran pelumas Top Tier Mereka. PAO sangat sulit ditambahkan soluble additives, sehingga additives yang bisa ditambah biasanya adalah logam alkali, alkali tanah, atau logam transisi seperti Molybdenum dan Titanium. Logam alkali ditambahkan adalah supaya menambah retensi pelumas untuk menahan asam yang terbentuk saat pembakaran terjadi. PAO memiliki karakteristik yang paling unik, karena memiliki Titik Beku yang rendah hingga -53 C dan Titik Bakar yang tinggi, hingga 270 C.
API Group V, Base Stock ini biasanya diisi oleh Ester, DiEster, atau PolyOl Ester. Prosesnya sendiri adalah dengan cara katalisasi asam yang dinamakan dibasic Ester, dengan Alkohol atau CH3OH sehingga dibentuklah Ester dari hasil katalisasi tersebut. Ester biasanya digunakan untuk kompetisi karena kemampuannya untuk mempercepat pembakaran dan juga meningkatkan performa mesin, sehingga mesin balap biasanya menggunakan Ester dan atau campuran PAO dan Ester.

Apa perbedaan pelumas untuk mesin mobil dan mesin motor?

Secara fungsi, pelumas memiliki peran yang sama, mesin motor manual memiliki gearbox dan kopling yang menyatu dengan blok mesin, sehingga pelumas untuk mesin motor konvensional harus bisa melumasi mesin tanpa merusak komponen gearbox, terlebih kopling, karena kalau terlalu licin, kopling dapat selip dan mengakibatkan terbakar. Pelumas mobil secara umum tidak dapat melumasi kopling, sehingga sangat tidak cocok digunakan kepada mesin motor konvensional.

Mesin motor matic memiliki gearbox dan kopling terpisah dari blok mesin, sehingga pelumas hanya melumasi mesin saja, tanpa melumasi gearbox dan juga kopling. Hal ini sama dengan karakteristik mesin mobil yang memiliki kopling dan gearbox terpisah.

Perbedaan selanjutnya adalah antar mesin mobil dan mesin motor adalah suhu operasional, putaran mesin operasiona, volume mesin dan kapasitas pelumas, serta daya kerja operasional. Secara teoritis, suhu operasional mesin motor lebih tinggi daripada suhu operasional mesin mobil karena absennya pendinginan stabil, atau radiator pada mesin motor, meski beberapa jenis motor sudah mengadopsi radiator, tetapi terkadang hal ini sering dilupakan para pemilik, sehingga fungsinya tidak optimal.

Selanjutnya adalah putaran mesin operasional motor lebih tinggi daripada mobil, tentu saja, mesin mobil memiliki lebih dari 1 silinder dengan kapasitas minimal 250cc per silinder, sehingga untuk menjalankan mobil tidak diperlukan tenaga putaran tinggi. Semakin banyak dan semakin tinggi kapasitas mesin, maka putaran operasionalnya makin rendah. Mobil bisa berjalan 100 Kmh dengan RPM hanya 2,500 RPM, sementara motor membutuhkan lebih dari 5,000 RPM untuk berjalan pada 100 Kmh.

Selanjutnya adalah volume mesin dan juga kapasitas pelumas. Dalam mobil berukuran mesin 1,000cc sampai 2,000 cc biasanya menggunakan 4 – 5 liter pelumas, itu berarti untuk dibutuhkan 2.5 mL pelumas untuk setiap cc mesinnya, sementara motor dengan kapasitas 100 cc – 125 cc membutuhkan pelumas 0.8 L, sehingga mesin motor membutuhkan 6.4 mL pelumas untuk setiap cc mesinnya. Hal tersebut tentu saja berpengaruh kepada tingkat retensi terhadap asam yang akan membuat pelumas cepat rusak.

Terakhir adalah beban atau daya kerja operasional, mengacu kepada putaran operasional, bisa disimpulkan pelumas mesin motor harus mampu bertahan as heavy duty as truck meski hanya membawa beban yang kecil. Bayangkan mesin hanya sebesar 110cc harus mengangkut beban hingga 250 Kg, bandingkan dengan mobil dengan mesin 2,400 cc yang mengangkut beban 2,500 Kg. Itu berarti rasio volume terhadap beban pada motor adalah 0.44, sementara mobil adalah 0.96, itu berarti 2.2 kali lebih berat daripada mobil.

Thread selanjutnya di sini --> Klik aja !

Sumber >>>
mbahmansejati
mbahmansejati

Posts : 50
Join date : 15.11.11

Kembali Ke Atas Go down

Kembali Ke Atas

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik